Selasa, 23 Februari 2010

Kalkulator Muslim, Berhitung Amal Dan Pahala

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Bulan suci bagi umat Islam yang di dalamnya kaum Muslimin diperintahkan untuk berpuasa serta melakukan amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Di dalam bulan itu dijanjikan pahala amal kebaikan akan dilipatgandakan dibanding bulan-bulan lainnya.

Mungkin ada sebagian kaum Muslimin yang masih mempermasalahkan boleh tidaknya beramal dengan mengharap-harapkan pahala. Terutama yang berpandangan bahwa keikhlasan dalam beramal berarti tidak mengharapkan balasan pahala. Pada tingkatan tertinggi dalam beramal, hanya berharap akan ridho Allah Swt memang merupakan pilihan yang terbaik. Tetapi bukan berarti yang mengharapkan pahala, dan mengharap surga serta takut akan siksa di neraka adalah pilihan yang tidak pantas.

Mengharap pahala dan balasan kebaikan dari Allah Swt atas amal kebaikan yang diperbuat adalah hal yang dibolehkan, karena pahala atau balasan kebaikan sudah disediakan oleh Allah Swt bagi siapa saja di antara kaum Muslimin yang melakukan amal yang diperintahkan begitu juga dengan jumlah perhitungannya, yang disampaikan di dalam beberapa keterangan, seperti Al-Baqarah ayat 245, Al-Baqarah ayat 261, Al-An’am ayat 160, Al-Ahzab ayat 31, dan masih banyak dalil-dalil lainnya.

Bolehkan kita menghitung-hitung amal kebaikan?

Boleh. Dan ini sudah disinggung oleh Amirul Muminin, Khalifatullah Umar ibnu Al-Khattab ra. yang bergelar Al-Faruq atau pembeda yang hak dan yang batil, yang pernah berkata, ”Haasibu anfusakum qabla an tuhaasabuu”. Artinya: Berhitunglah atas dirimu sebelum engkau diperhitungkan, maksudnya adalah berhitung-hitung pahala dan dosa sebelum sampai tiba masanya amal kita diperhitungkan oleh Allah Swt di hari pembalasan.



Pahala bisa bertambah dan berkurang disebabkan perbuatan yang lain

Pahala adalah suatu nilai kebaikan dari Allah Swt yang diberikan sebagai balas jasa atas amal yang dilakukan karena Allah. Arti dari “karena Allah” di sini bisa “disebabkan patuh kepada perintah Allah”, “takut kepada murka Allah” atau “hanya mengharapkan ridho Allah Swt.” Sedangkan amal yang dilakukan selain karena Allah, misalnya karena takut kepada atasan atau ingin mengambil hati calon mertua, bukanlah termasuk yang akan mendapatkan pahala.

Ukuran nilai pahala yang akan diberikan tentu saja adalah hak mutlak Allah Swt untuk memutuskannya, namun gambaran-gambaran yang diberikan di beberapa ayat Alquran seperti telah disebutkan di atas merupakan ukuran kasar yang rumus perhitungannya tidak diberitahukan.

Selain besaran pahala yang telah diterima untuk setiap amal kebaikan yang kita lakukan, kita masih mempunyai peluang berupa penambahan atau pengurangan pahala disebabkan perbuatan lain yang kita lakukan kemudian. Hal itu menunjukkan bahwa setiap perbuatan atau amal kita saling mempengaruhi satu sama lain, dan tidak akan berhenti hingga akhir zaman (dalam hal ini amal jariyah).


Kalkulator penghitung amal dan pahala

Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa kita boleh menghitung-hitung amal kita, bahkan dianjurkan, sebelum seluruh amal kita diperhitungkan oleh Allah Swt di akhirat nanti. Seperti halnya seorang akuntan atau ahli keuangan yang setiap periode tertentu selalu menghitung kembali kondisi neraca keuangan sebuah perusahaan, agar bisa diketahui apakah perusahaan tersebut sedang untung atau merugi.

Begitu juga dengan kita umat Islam, hendaknya kita selalu memperhatikan masalah perhitungan amal ini. Karena seperti uang yang seringkali mengalir keluar tanpa terasa, dan akhirnya kita bisa mengalami defisit anggaran, demikian juga dengan pahala yang bisa habis disebabkan dosa-dosa yang dilakukan. Dosa-dosa itu ibarat hutang, maka alat pembayarannya adalah pahala, atau dosa adalah kewajiban yang tertunda yang harus dibayar dengan pahala.

Kalkulator amal dan pahala memuat operasi-operasi perhitungan berupa perbuatan-perbuatan yang bisa menambah atau mengurangi pahala kebaikan kita secara otomatis. Seperti simbol operasi perhitungan pada kalkulator pada umumnya yang bisa menambah atau mengurangi nilai suatu bilangan setelah kita menekannya, begitu juga dengan simbol operasi perhitungan berikut ini.


1. “X”, pengali

“X” atau pengali adalah operasi perhitungan yang akan melipatgandakan suatu nilai. Faktor yang bisa melipatgandakan nilai pahala adalah ridho Allah Swt. Ridho artinya senang, maka ridho Allah artinya Allah Swt senang atas amal perbuatan kita. Apabila Allah Swt menyenangi setiap amal perbuatan kita, maka bisa saja dia melipatgandakan balasan pahala untuk kita sekehendaknya. Seperti disebutkan di dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 261, yang artinya, “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah itu seperti sebuah biji yang menumbuhkan tujuh ranting dan setiap ranting itu memiliki seratus biji. Dan Allah melipatgandakan pahala itu bagi siapapun yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas KaruniaNya lagi Maha Mengetahui.”


2. “:”, pembagi

Tanda “:” atau pembagi adalah operasi perhitungan yang akan mengurangi suatu nilai secara berlipat. Faktor yang dapat mengurangi nilai pahala puasa secara berlipat adalah perbuatan buruk yang berakibat rasa sakit pada orang lain, baik pada perasaannya atau pun tubuhnya, seperti ghibah (bergunjing), menuduh, mencela, memfitnah, memakan harta orang lain dan menganiaya orang lain (memukul, menyiksa, dan lain-lainnya).

Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.” Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang teraniaya tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka orang2 teraniaya) dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Muslim).


3. “+”, penambah

“+” atau penambah adalah operasi perhitungan yang dapat menambah suatu nilai sebesar nilai penambahnya. Rasa syukur kepada Allah Swt atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya adalah faktor yang bisa menambah nilai pahala kebaikan kita berupa bertambahnya nikmat hidup di dunia dan di akhirat. Seperti difirmankan-Nya dalam Alquran surah Ibrahim ayat 7: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”


4. “-“, pengurang

Simbol “-“ atau pengurang adalah operasi perhitungan yang dapat mengurangi suatu nilai sebesar nilai pengurangnya. Faktor pengurang pahala adalah sikap mencari perhatian makhluk dalam beramal, jadi bukan karena Allah, seperti ujub (membanggakan diri sendiri), riya’ (mencari pujian orang lain) dan sum’ah (minta didengarkan oleh orang lain/perhatian).

Seperti firman Allah dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 264, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”


Bulan Ramadhan, bulan bonus pahala dan kemudahan beramal

Bulan Ramadhan adalah satu-satunya bulan di mana kaum Muslimin diberikan berbagai fasilitas untuk mempermudah amal kebaikan. Ada bonus pahala berupa nilai yang ditambah untuk amal yang sunah sama dengan wajib, dan amal yang wajib dikalikan 70 kali lipat. Demikian juga dengan ibadah dan amal kebaikan di malam Lailatatul Qadar yang akan dinilai lebih baik dari seribu bulan. Dan ada yang lebih menarik, yakni umat Islam mendapatkan kemudahan untuk beramal, yakni dibelenggunya syaitan-syaitan penggoda agar kita bisa beramal dengan lebih ringan.

Marilah kita pergunakan kesempatan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Pergunakanlah kalkulator Muslim kita ini dengan cermat, baik di dalam bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan yang lain, agar kita termasuk orang-orang yang beruntung, bukan orang-orang yang merugi. Semoga Allah Swt meridhoi amal perbuatan kita semua. Amin.


Sumber :
Anwariansyah
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15153
20 Agustus 2009

1 komentar: